MAKALAH MANUSIA DAN KEINDAHAN
ILMU BUDAYA DASAR
NAMA : ADIKA MUKTI ADJIE
KELAS : 1IA14
NPM : 50417132
TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS GUNADARMA
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang..................................................................................... 3
B. Perumusan Masalah.............................................................................. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manusia........................................................................................ 4
B. Pengertian Keindahan..................................................................................... 4
C. Hakikat Keindahan............................................................................................5
D. Hubungan Manusia dengan Keindahan.............................................................6
E. Cara Untuk Mengetahui Suatu Keindahan........................................................7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 8
B. Penutup................................................................................................. 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap manusia dilahirkan dan
dibekali dengan banyak sekali keindahan. Keindahannya baik dari dalam, dari
luar, maupun yang ada disekitarnya. Kata keindahan berasal dari kata indah,
artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Keidahan identik
dengan kebenaran. Keindahan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya
mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu
bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Keindahan juga
bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu dan
tempat, kedaerahan, selera mode, kedaerahan atau lokal.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan manusia?
2. Apa yang dimaksud dengan keindahan?
3. Hakikat dari keindahan?
4. Apa hubungan manusia dengan
keindahan?
5. Bagaimana cara untuk mengetahui suatu
keindahan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta),
“mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang mampu
menguasai makhluk lain. Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep
atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau
seorang individu. Secara biologi, manusia diartikan sebagai sebuah spesies
primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
Menurut Paula J. C. & Janet W. K. Manusia merupakan
makhluk yang terbuka, bebas memilih makna di dalam setiap situasi, mengemban
tanggung jawab atas setiap keputusan, yang hidup secara berkelanjutan, serta
turut menyusun pola hubungan antar sesama dan unggul multidimensional dengan
berbagai kemungkinan.Pengertian manusia dapat dilihat dari berbagai segi. Sedangkan
Menurut Omar Mohammad Al – Toumi Al – Syaibany, pengertian
manusia adalah makhluk yang mulia. Masuia merupakan makhluk
yang mampu berpikir, dan menusia merupakan makhluk 3 dimensi (yang terdiri dari
badan, ruh, dan kemampuan berpikir / akal). Manusia di dalam proses tumbuh
kembangnya dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor keturunan dan faktor
lingkungan.
B. Pengertian Keindahan
Keindahan berasal dari kata “Indah”, adalah sifat dari sesuatu yang memberi kita
rasa senang bila melihatnya atau merasakannya. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik,
bagus, benar atau elok.
Keindahan dalam arti
luas, menurut Aristoteles yang melihat keindahan sebagai sesuatu yang baik dan
juga menyenangkan, tetapi bangsa Yunani juga mengenal pengertian keindahan
dalam arti estetik disebutnya “Syimmetria”, yang artinya adalah keindahan berdasarkan
pengelihatan. Jadi pengertian keindahan yang seluas-luasnya dapat meliputi
Keindahan Seni, Keindahan Alam, Keindahan Moral, Keindahan Intelektual.
Menurut The Liang Gie dalam bukunya “Garis Besar
Estetik (Filsafat Keindahan)”, dalam bahasa Inggris Keindahan diterjemahkan
dengan kata “Beautiful”, bahasa Perancis “Beau” , Italia dan Spanyol “Bello” ,
kata-kata itu berasal dari bahasa Latin “Bellum” , akar katanya adalah “Bonum”
yang berarti kebaikan.
C. Hakikat dari Keindahan
Secara kebahasaan, keindahan berasal
dari bentukan kata (indah) dan konfik (ke-an). Dari bentukan kata ini dapat
kita tafsirkan bahwa kata ‘indah’ merupakan kelompok kata adjektiva (sifat)
selalu terikat dengan kata-kata yang lain, baik dengan kelompok kata nomina
(benda) ataupun dengan kata-kata verba (kerja). Kata indah ‘memiliki ‘ makna
gramatikal cantik dan elok, sedangkan keindahan memiliki arti proses
mempercantik atau memperelok. Dalam konteks sastra ‘keindahan’ berarti
memperindah kata-kata yang tertuang dalam teks sastra.
Menurut
luasnya pengertian keindahan dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Keindahan
dalam arti luas, menurut Aristoteles keindahan sebagai sesuatu yang baik dan
juga menyenangkan
2. Keindahan
dalam arti estetik murni, yaitu pengalaman estetik seseorang dalam hubungan
dengan segala sesuatu yang diserapnya.
3. Keindahan
dalam arti terbatas, yaitu yang menyangkut benda-benda yang dapat diserap
dengan penglihatan yakni berupa keindahan bentuk dan warna
Keindahan
identik dengan kebenaran, keindahan adalah kebenaran dan kebenaran adalah
keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi dan mempunyai daya
tarik yang selalu bertambah yang tidak mengandung kebenaran tidak indah.
Ada 2 nilai
yang penting dalam Keindahan :
1. Nilai
ekstrinsik yakni nilai yang sifatnya sebagai alat atau membantu untuk sesuatu
hal. Contohnya tarian yang disebut halus dan kasar.
2. Nilai
intrinsik yakni sifat baik yang terkandung di dalam atau apa yang merupakan
tujuan dari sifat baik tersebut. Contohnya pesan yang akan disampaikan dalam
suatu tarian.
Hubungan
manusia dan keindahan adalah karena manusia memiliki lima komponen yang secara
otomatis dimiliki ketika manusia tesebut dilahirkan. Ke-lima komponen tersebut
adalah nafsu, akal, hati, ruh, dan sirri (rahasia ilahi). Dengan modal yang
telah diberikan kepada manusia itulah (nafsu, akal dan hati) akhirnya manusia
tidak dapat dipisahkan dengan sesuatu yang disebut dengan keindahan. Dengan
akal, manusia memiliki keinginan-keinginan yang menyenangkan (walaupun hanya
untuk dirinya sendiri) dalam ruang renungnya, dengn akal pikiran manusia
melakukan kontemplasi komprehensif guna mencari niolai-nilai, makna, manfaat,
dan tujuan dari suatu penciptaan yang endingnya pada kepuasan, dimana kepuasan
ini juga merupakan salah satu indikator dari keindahan.
Akal dan budi
merupakan kekayaan manusia tidak dirniliki oleh makhluk lain. Oleh akal dan
budi manusia memiliki kehendak atau keinginan pada manusia ini tentu saja
berbeda dengan “kehendak atau keinginan” pada hewan karena keduanya timbul dari
sumber yang berbeda. Kehendak atau keinginan pada manusia bersumber dari akal
dan budi, sedangkan kehendak atau keinginan pada hewan bersumber dari naluri.
Sesuai dengan
sifat kehidupan yang menjasmani dan merohani, maka kehendak atau keinginan
manusia itu pun bersifat demikian. Jumlahnya tak terbatas. Tetapi jika dilihat
dari tujuannya, satu hal sudah pasti yakni untukmenciptakan kehidupan yang
menyenangkan, yang memuaskan hatinya. Sudah bukan rahasia lagi bahwa “yang
mampu menyenangkan atau memuaskan hati setiap manusia itu tidak lain hanyalah
sesuatu yang “baik”, yang “indah”. Maka “keindahan pada hakikatnya merupakan
dambaan setiap manusia; karena dengan keindahan tu itu manusia merasakan nyaman hidupnya. Melalui suasana .
keindahan itu perasaan “(ke) manusia (annya)” tidak terganggu.
Dengan adanya
keinginan-keinginan tersebut, manusia menggunakan nafsunya untuk mendorong
hasrat atau keinginan yang dipikirkan atau direnungkan oleh sang akal tadi agar
bisa terrealisasikan. Ditambah lagi dengan anugrah yang diberikan-Nya kepada
kita (manusia) yakni berupa hati, dimana dengan hati ini manusia dapat
merasakan adanya keindahan, oleh karena itu manusia memiliki sensibilitas
esthetis.
Selain itu
manusia memang secara hakikat membutuhkan keindahan guna kesempurnaan
pribadinya. Tanpa estetika manusia tidak akan sempurna, Karena salah satu unsur
dari kehidupan adalah estetika. Sedang manusia adalah mahluk hidup, jadi dia
sangat memerlukan estetika ini.
E. Cara untuk Mengetahui Suatu Keindahan
1. Renungan
Renungan berasal dari kata renung,
merenung artinya dengan diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu
dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung.
Setiap orang
pernah merenung. Sudah tentu kadar renungannya satu sarna lain berbeda,
meskipun obyek yang direnungkan sama, lebih pula apabila obyek renungannya
berbeda. Jadi apa yang direnungkan itu bergantung kepada obyek dan subyek.
2. Keserasian
Keserasian berasal dari kata
serasi-serasi dari kata dasar rasi artinya cocok, sesuai, atau kena benar. Kata
cocok sesuai atau kena mengandung unsur pengertian perpaduan, ukuran dan
seimbang.
Keserasian
identik dengan keindahan. Sesuatu yang serasi tentu tampak indah dan yang tidak
serasi tidak indah. Karena itu sebagian ahli pikir berpendapat, bahwa keindahan
ialah sejumlah kualita pokok tertentu yang terdapat pada suatuhal.
3.Kehalusan
Kehalusan berasal dari kata halus
artinya tidak kasar (perbuatan) lembut, sopan, baik (budi bahasa), beradab. Kehalusan
berarti sifat-sifat yang halus.
Halus itu
berarti suatu sikap manusia dalam pergaulan baik dalam masyarakat kecil maupun
dalam masyarakat luas. Sudah tentu sebagai lawannya ialah sikap kasar atau
sikap orang-orang yang sedang emosi, bersikap sombong, bersikap kaku sikap
orang yang sedang bermusuhan. Oleh karena itu kehalusan dapat menunjukan nilai
keindahan seseorang dan sikap kasar bisa mengurangi nilai keindahan dari
seseorang.
4. Kontemplasi
Suatu proses bermeditasi,
merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam untuk mencari nilai-nilai makna,
manfaat, dan tujuan, atau niat hasil penciptaan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Keindahan pada dasarnya adalah
almiah. Alam itu ciptaan tuhan. Ini berarti bahwa keindahan itu ciptan tuhan.
Keindahan menyangkut kualita hakiki dari segala benda yang mengandung kesatuan
(unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan (symetri), keseimbangan
(balance), dan pertentangan (contrast). Dari ciri-ciri itu diambil
kesimpulan,bahwa keindahan tersusun dari keselarasan dan pertentangan dari
garis, warna, bentuk, nada dan kata-kata. Keindahan identik dengan kebenaran.
Keindahan merupakan kebenaran dan kebeenaran adalah keindahan. Keduanya
memiliki nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu
bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak mempunyai keindahan.
Adapun manusia juga mempunyai fitrah kesenangan terhadap keindahan dan
kecenderungan terhadap sesuatu yang indah, sehingga hubungan keindahan dan
manusia tak dapat dipisahkan.
Hubungan manusia dan keindahan
sangatlah erat, kerena rasa suka akan keindahan sudah menjadi fitrah dalam diri
manusia. Meskipun dalam pribadi seseorang tidak dapat melakukan dan menerapkan
rasa keindahan pada hakikatnya seseorang tersebut tetap menyukai akan keindahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar