MAKALAH MANUSIA DAN PENDERITAAN
ILMU BUDAYA DASAR
NAMA : ADIKA MUKTI ADJIE
KELAS : 1IA14
NPM : 50417132
TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS GUNADARMA
KATA PENGANTAR
Puji syukur
saya panjatkan atas kehadirat Allah swt karena berkat limpahan rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
makalah ini. Tidak lupa sholawat serta salam tetap
tercurahkan kepada
junjungan nabi besar Muhammad SAW.
Adapun
tujuan dari penyusunan makalah yang berjudul manusia dan penderitaan ini adalah sebagai pemenuhan tugas yang diberikan demi tercapainya
tujuan pembelajaran yang telah direncanakan.
Saya
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar dapat terciptanya makalah yang lebih baik selanjutnya. Dan
semoga dengan hadirnya makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca sekalian.
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Penderitaan
2.2 Hubungan Manusia dan Penderitaan
2.3 Cara Manusia Menghadapi Penderitaan
2.3.1 Siksaan
2.3.2 Kekalutan Mental
2.4 Sebab-Sebab
Terjadi Penderitaan
2.5 Pengaruh
Penderitaan
BAB III PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap manusia yang hidup di dunia pasti pernah merasakan penderitaan.
Baik itu ringan atau berat. Hidup tidaklah selalu bahagia karena tuhan memiliki
caranya sendiri untuk mengukursebarapa kuat iman kepadanya. Hidup ini pun tidak
selalu menderita dan juga ,tidak selalu sedih terkadang Tuhan hanya ingin
menguji hambaNya untuk mengetahui seberapa tangguh hambaNya dalam menghadapi
dan melewati ujian tersebut.
Penderitaan selalu datang tak terduga, manusia takkan pernah tau kapan ,
jam berapa, menit keberapa, dan detik keberapa penderitaan akan datang
menghampiri hidupnya. Manusia hanya perlu menjalani hidupnya dengan sebaik
baiknya dengan aturan yang berlaku dan sesuai kepercayaan yang ia anut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian dari penderitaan?
2. Apa
hubungan manusia dengan penderitaan?
3. Bagaimana
cara manusia menghadapi penderitaan?
4. Apa
saja sebab terjadi penderitaan?
5. Apa
pengaruh dari penderitaan?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penderitaan
Penderitaan
berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dara
artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan
sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat berupa penderitaan lahir
atau batin atau lahir dan batin. Penderitaan termasuk realitas manusia dan
dunia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat, ada yang
ringan.
Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya
intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh
seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu
penderitaan merupakan energi untuk bangkit kembali bagi seseorang, atau sebagai
langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.Berbagai kasus
penderitaan terdapat dalam kehidupan.
Banyaknya macam kasus penderitaan sesuai dengan liku liku
kehidupan manusia. Penderitaan fisik yang dialami manusia tentulah diatasi
dengan cara medis untuk mengurangi atau menyembuhkannya, sedangkan penderitaan
psikis, penyembuhan nya terletak paa kemampuan si penderita dalam menyelesaikan
soal-soal psikis yang dihadapinya.
2.2 Hubungan Manusia dan Penderitaan
Allah
adalah pencipta segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. Dialah yang maha
kuasa atas segala yang ada isi jagad raya ini. Beliau menciptakan mahluk yang
bernyawa dan tak bernyawa. Allah tetap kekal dan tak pernah terikat dengan
penderitaan.
Mahluk bernyawa memiliki sifat ingin tepenuhi
segala hasrat dan keinginannya. Perlu di pahami mahluk hidup selalu membutuhkan
pembaharuan dalam diri, seperti memerlukan bahan pangan untuk kelangsungan
hidup, membutuh air dan udara. Dan membutuhkan penyegaran rohani berupa
ketenangan. Apa bila tidak terpenuhi manusia akan mengalami penderitaan. Dan
bila sengaja tidak di penuhi manusia telah melakukang penganiayaan. Namun bila
hasrat menjadi patokan untuk selalu di penuhi akan membawa pada kesesatan yang
berujung pada penderitaan kekal di akhirat.
Manusia sebagai mahluk yang berakal dan berfikir,
tidak hanya menggunakan insting namun juga pemikirannya dan perasaanya. Tidak
hanya naluri namun juga nurani.
Manusia diciptakan sebagai mahluk yang paling
mulia namun manusia tidak dapat berdiri sendiri secara mutlah. Manusia perlu
menjaga dirinya dan selalu mengharapkan perlindungan kepada penciptanya.
Manusia kadang kala mengalami kesusahan dalam penghidupanya, dan terkadang
sakit jasmaninya akibat tidak dapat memenuhi penghidupanya.
Manusia memerlukan rasa aman agar dirinya
terhidar dari penyiksaan. Karena bila tidak dapat memenuhi rasa aman manusia
akan mengalami rasa sakit. Manusia selau berusaha memahami kehendak Allah,
karena bila hanya memenuhi kehendak untuk mencapai hasrat, walau tidak
menderita didunia, namun sikap memenuhi kehendak hanya akan membawa pada
pintu-pintu kesesatan dan membawa pada penyiksaan didalam neraka.
Manusia didunia melakukan kenikmatan berlebihan
akan membawa pada penderitaan dan rasa sakit. Muncul penyakit jasmani juga
terkadang muncul dari penyakit rohani. Manusia mendapat penyiksaan di dunia
agar kembali pada jalan Allah dan menyadari kesalahanya. Namun bila manusia
tidak menyadari malah semakin menjauhkan diri maka akan membawa pada pederitaan
di akhirat.
Banyak yang salah kaprah dalam menyikapi
penderitaan. Ada yang menganhap sebagai menikmati rasa sakit sehingga tidak
beranjak dari kesesatan. Sangat terlihat penderitaan memiliki kaitan dengan
kehidupan manusia berupa siksaan, kemudian rasa sakit, yang terkadang membuat
manusia mengalami kekalutan mental. Apa bila manusia tidak mampu melewati
proses tersebut dengan ketabahan, di akherat kelak dapat menggiring manusia
pada penyiksaan yang pedih di dalam neraka.
2.3 Cara Manusia Menghadapi Penderitaan
Penderitaan yang sudah menjadi takdir atau pun
nasib kita sebenarnya bisa kita hindari karena yang membuat hidup kita
menderita adalah perbuatan yang kita lakukan. Penderitaan bisa kita atasi
dengan cara :
·
memulai sesuatu hal dengan hal yang baik, dengan cara ini penderitaan
bisa kita hindari karena dengan berbuat baik nasib kita bisa berubah sesuai
dengan perbuatan yang telah kita lakukan.
·
lebih mendekatkan diri pada Tuhan, dengan cara ini apa yang kita perbuat
akan sesuai dengan jalan dan seturut dengan perintahNya. Penderitaan kita bisa
berkurang jika selalu mendekatkan diri pada yang kuasa.
·
jalani hidup dengan optimis, dengan cara ini penderitaan dalam hidup kita
akan segera berlalu karena adanya suatu motivasi dalam diri untuk mengakhiri
segala penderitaan yang telah terjadi dalam hidup ini
2.3.1 Siksaan
Siksaan atau penyiksaan berasal dari bahasa inggris yaitutorture yang
dapat diartikan sebagai tidakan diluar batas kewajaran yang mengakibatkan
korban sakit jasmani maupun rohani. Siksaan ini dapat mengakibatkan penderitaan
yang bisa saja berujung pada balas dendam. Siksaan ini merupakan suatu tindakan
yang dilakukan dengan sengaja dengan tujuan intimidasi, balas denda, hukuman,
ataupun sadisme.
Penderitaan biasanya di sebabkan oleh siksaan. Baik fisik ataupun
jiwanya.Siksaan atau penyiksaan (Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk
merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban.
Segala tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun
psikologis, yang dengan sengaja dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan
intimidasi, balas dendam, hukuman, pemaksaan informasi, atau mendapatkan
pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik dapat disebut sebagai
penyiksaan. Siksaan dapat digunakan sebagai suatu cara interogasi untuk
mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan sebagai metode pemaksaan
atau sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai ancaman
bagi suatu pemerintah.
a. Kebimbangan
memiliki
arti tidak dapat menetukan pilihan mana yang akan dipilih.
b. Kesepian
merupakan
rasa sepi yang dia alami pada dirinya sendiri / jiwanya walaupun ia dalam
lingkungan orang ramai.
c. Ketakutan
adalah
sebuah sesuatu yang tidak dinginkan yang dapat menyebabkan seseorang mengalami
siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar – besarkan tidak pada tempatnya,
maka disebut sebagai phobia.
penyebab seseorang
merasakan ketakutan, antara lain:
1. Claustrophobia dan agrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup.
2. Gamang adalah
rasa takut akan tempat yang tinggi.
3. Kegelapan adalah
rasa takut bila seseorang berada di tempat gelap.
4. Kesakitan merupakan
ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami.
5. Kegagalan ketakutan dari
seseotang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami
kegagalan.
Para ahli ilmu jiwa
cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari suatu problema
psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan sebelum
phobianya akan hilang. Sebaliknya ahli-ahli yang merawat tingkah laku percaya
bahwa suatu phobia adalah problem nya dan tidak perlu menemukan sebab-sebabnya
supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan. Kebanyakan ahli setuju bahwa
tekanan dan ketegangan disebabkan oleh karena si penderita hidup dalam keadaan
ketakutan terus menerus, membuat keadaan si penderita sepuluh kali lebih parah.
2.3.2 Kekalutan Mental
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal
sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental adalah
gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang
harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara kurang wajar.
Gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami
kekalutan mental adalah :
1. Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak
napas, demam, nyeri pada lambung
2. Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati,
apatis, cemburu, mudah marah
3. Selalu iri hati dan curiga, ada kalanya dihinggapi khayalan,
dikejar-kejar sehingga dia menjadi sangat agresif, berusaha melakukan
pengrusakan atau melakukan detruksi diri dan bunuh diri.
4. Komunikasi sosial putus dan ada yang disorientasi social
5. Kepribadian yang lemah
atau kurang percaya diri sehingga menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah
diri, ( orang-orang melankolis)
6. Terjadinya
konflik sosial – budaya akibat dari adanya norma yang berbeda antara dirinya
dengan lingkungan masyarakat.
Tahap-tahap gangguan
kejiwaan adalah :
·
Gangguan kejiwaan nampak pada gejala-gejala kehidupan si penderita baik
jasmani maupun rohani.
·
Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif
·
Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan
mengalami gangguan.
·
Krisis ekonomi yang berkepanjangan telah menyebabkan meningkatnya jumlah
penderita penyakit jiwa, terutama gangguan kecemasan.
·
Dipicu oleh faktor psychoeducational. Faktor ini terjadi karena adanya
kesalahan dalam proses pendidikan anak sejak kecil, mekanisme diri dalam
memecahkan masalah. Konflik-konflik di masa kecil yang tidak terselesaikan,
perkembangan yang terhambat serta tiap fase perkembangan yang tidak mampu
dicapai secara optimal dapat memicu gangguan jiwa yang lebih parah.
·
Faktor sosial atau lingkungan juga dapat berperan bagi timbulnya gangguan
jiwa, misalnya budaya, kepadatan populasi hingga peperangan. Jika lingkungan
sosial baik, sehat tidak mendukung untuk mengalami gangguan jiwa maka seorang
anak tidak akan terkena gangguan jiwa. Demikian pula sebaliknya. Gangguan jiwa
tidak dapat menular, tetapi mempunyai kemungkinan dapat menurun dari orang
tuanya. Namun hal ini tidak berlaku secara absolut.
Sebab-sebab timbulnya
kekalutan mental :
o Kepribadian yang lemah
akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna.
o Terjadinya konflik sosial
budaya.
o Cara pematangan batin
yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial.
Proses kekalutan mental
yang dialami seseorang mendorongnya kearah positif dan negatif.
1. Positif;
trauma jiwa yang dialami dijawab dengan baik sebgai usaha agar tetap survey
dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajut, ataupun melakukan kegiatan yang
positif setelah kejatuhan dalam hidupnya.
2. Negatif; trauma
yang dialami diperlarutkan sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu
tekanan batin akibat tidak tercapai nya apa yang diinginkan.
Bentuk frustrasi antara
lain :
I.
Agresi berupa kemarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tak terkendali
dan secara fisik berakibat mudah terjadi hipertensi atau tindakan sadis yang
dapat membahayakan orang sekitarnya.
II.
Regresi adalah kembali pada pola perilaku yang primitif atau ke
kanak-kanakan
III.
Fiksasi; adalah peletakan pembatasan pada satu pola yang sama (tetap)
misalnya dengan membisu.
IV.
Proyeksi; merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan
sikap-sikap sendiri yang negatif kepada orang lain.
V.
Identifikasi; adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam
imaginasinya
VI.
Narsisme; adalah self love yang berlebihan sehingga yang bersangkutan
merasa dirinya lebih superior dari pada orang lain.
VII.
Autisme; ialah menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau
berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasi nya sendiri yang dapat
menjurus ke sifat yang sinting.
Penderitaan kekalutan
mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :
Ø Kota – kota besar
Ø Anak-anak muda usia
Ø Wanita
Ø Orang yang tidak beragama
Ø Orang yang terlalu
mengejar materi
2.4 Sebab-Sebab Terjadi Penderitaan
Sebab-Sebab Timbulnya
Penderitaan:
1. Penderitaan yang
timbul karena perbuatan manusia.
2. Penderitaan yang
timbul karena siksaan / azab Tuhan.
Pengaruh / dampak yang
dapat ditimbulkan dari penderitaan dapat berupa dampak positif ataupun dampak
negative. Sikap ini sangatlah berpengaruh dari kepribadian orang yang mengalami
penderitaan, jika orang ini mempunyai kepribadian yang sabar maka dampak yang
ditimbulkan akan membuat orang ini semakin tabah, ulet, dll. Begitupula
sebaliknya.
2.5 Pengaruh Penderitaan
a. Pengaruh Negatif
Orang yang mengalami penderitaan mungkin memperoleh pengaruh bermacam-
macam sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap negative,
misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, atau ingin
bunuh diri.
b. Pengaruh Positif
Orang yang mengalami penderitaan mungkin juga akan memperoleh sikap
positif dalam dirinya. Sikap positif adalah sikap optimis mengatasi penderitaan
hidup, bahwa hidup bukan hanya rangkaian penderitaan, melaikan juga perjuangan
membebaskan diri dari penderitaan. Penderitaan juga bisa menjadi introspeksi
diri bagi diri kita agar bisa mengoreksi semua kesalahan yang ada dalam diri
kita agar kehidupan kita jauh lebih baik.
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh
bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap
positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak
bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap ini diungkapkan dalam
peribahasa “sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna”, “nasi sudah
menjadi bubur”. Kelanjutan dan sikap negatif ini dapat timbul sikap anti,
misalnya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup.
Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa
hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dan
penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap
positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap
keras atau sikap anti, misalnya anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin
paksa; anti ibu tiri; anti kekerasan, ia berjuang menentang kekerasan, dan
lain-lain.
Apabila sikap negatif dan sikap positif ini dikomunikasikan oleh para
seniman kepada pembaca, penonton, maka para pembaca, para penonton akan
memberikan penilaiannya. Penilaian itu dapat berupa kemauan untuk mengadakan
perubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan
keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai ditinggalkan dan diganti dengan
keadaan yang lebih sesuai. Keadaan yang berupa hambatan yang harus
disingkirkan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada hakekatnya penderitaan dan manusia itu
berdampingan bahkan penderitaan itu selalu ada pada setiap manusia karena
penderitaan merupakain rangkaian dari kehidupan. Setiap orang pasti pernah
mengalami penderitaan. Penderitaan itu dapat teratasi tergantung
bagaiaman seseorang menyikapi penderitaan tersebut. Banyak hikmah dan
pelajaran yang dapat diambil dari penderitaan. Tidak semua penderitaan yang
dialami oleh seseorang membawa pengaruh buruk bagi orang yang mengalaminya.
Melainkan dengan penderitaan kita dapat mengetahui kesalahan apa yang telah
kita perbuat atau sebagai media untuk menginstropeksi diri. Karena penderitaan
tidak akan muncul jika tidak ada penyebabnya. Agar manusia tidak mengalami
penderitaan yang berat untuk itu manusia harus bisa menjaga sikap dan perilaku
baik kepada sesama manusia, alam sekitar, maupun kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Karena dengan kita menjaga sikap dan perilaku antar sesama manusia, alam
sekitar, dan Tuhan Yang Maha Esa, kita akan hidup dengan nyaman dan tentram tidak
ada gangguan dari siapapun. Selain itu kita harus yakin dan percaya bahwa Tuhan
tidak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan umatnya.
3.2 Saran
Untuk
lebih mudah menerima segala kesedihan dan penderitaan hidup kita harus lebih
mendekatkan diri kepada Tuhan berserah diri dan menerima segala sesuatu yang
ada dengan syukur selalu. Karena dalam masalah yang ada pasti ada makna yang
tersembunyi didalamnya sehingga kita harus membuatnya menjadi pengalaman hidup,
karena pengalaman hidup adalah huru yang terbaik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar