Minggu 2 -3
Elemen dasar desain grafis
1. Garis (Line)
Sebuah garis adalah unsur desain yang menghubungkan antara satu titik poin dengan titik poin yang lain sehingga bisa berbentuk gambar garis lengkung (curve) atau lurus (straight). Garis adalah unsur dasar untuk membangun bentuk atau konstruksi desain. Macam-macam garis beserta artinya :
Sebuah garis adalah unsur desain yang menghubungkan antara satu titik poin dengan titik poin yang lain sehingga bisa berbentuk gambar garis lengkung (curve) atau lurus (straight). Garis adalah unsur dasar untuk membangun bentuk atau konstruksi desain. Macam-macam garis beserta artinya :
Horizontal : Memberi sugesti ketenangan atau hal yang tak bergerak.
Vertikal : Stabilitas, kekuatan atau kemegahan.
Diagional : Tidak stabil, sesuatu yang bergerak atau dinamika.
Lengkung S : Grace, keanggunan.
Zig-zag : Bergairah, semangat, dinamika atau gerak cepat.
Bending up right : Sedih, lesu atau kedukaan.
Diminishing Perspective : Adanya jarak, kejauhan, kerinduan dan sebagainya.
Concentric Arcs : Perluasan, gerakan mengembang, kegembiraan dsb.
Pyramide : Stabil, megah, kuat atau kekuatan yang masif.
Conflicting Diagonal : Peperangan, konflik, kebencian dan kebingungan.
Spiral : Kelahiran atau generative forces.
Rhytmic horizontals : Malas, ketenangan yang menyenangkan.
Upward Swirls : Semangat menyala, berkobar-kobar, hasrat yang tumbuh.
Upward Spray : Pertumbuhan, spontanitas, idealisme.
Inverted Perspective :Keluasan tak terbatas, kebebasan mutlak, pelebaran tak terhalang.
Water Fall : Air terjun, penurunan yang berirama, gaya berat.
Rounded Archs : Lengkung bulat mengesankan kekokohan.
Rhytmic Curves : Lemah gemulai, keriangan.
Gothic Archs : Kepercayaan dan religius.
Radiation Lines : Pemusatan, peletupan atau letusan.
2. Bentuk (Shape)
Bentuk adalah segala hal yang memiliki diameter tinggi dan lebar. Bentuk dasar yang dikenal orang adalah kotak (rectangle), lingkaran (circle), dan segitiga (triangle). Sementara pada kategori sifatnya, bentuk dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu:
Bentuk adalah segala hal yang memiliki diameter tinggi dan lebar. Bentuk dasar yang dikenal orang adalah kotak (rectangle), lingkaran (circle), dan segitiga (triangle). Sementara pada kategori sifatnya, bentuk dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu:
l Huruf
(Character) : yang direpresentasikan dalam bentuk visual yang dapat digunakan
untuk membentuk tulisan sebagai wakil dari bahasa verbal dengan bentuk visual
langsung, seperti A, B, C, dsb.
l Simbol
(Symbol) : yang direpresentasikan dalam bentuk visual yang mewakili bentuk
benda secara sederhana dan dapat dipahami secara umum sebagai simbol atau
lambang untuk menggambarkan suatu bentuk benda nyata, misalnya gambar orang,
bintang, matahari dalam bentuk sederhana (simbol), bukan dalam bentuk nyata (dengan
detail).
l Bentuk
Nyata (Form) : bentuk ini betul-betul mencerminkan kondisi fisik dari suatu
obyek. Seperti gambar manusia secara detil, hewan atau benda lainnya.
3. Tekstur (Texture)
Tekstur adalah tampilan permukaan (corak) dari suatu benda yang dapat dinilai dengan cara dilihat atau diraba. Yang pada prakteknya, tekstur sering dikategorikan sebagai corak dari suatu permukaan benda, misalnya permukaan karpet, baju, kulit kayu, dan lain sebagainya.
Tekstur adalah tampilan permukaan (corak) dari suatu benda yang dapat dinilai dengan cara dilihat atau diraba. Yang pada prakteknya, tekstur sering dikategorikan sebagai corak dari suatu permukaan benda, misalnya permukaan karpet, baju, kulit kayu, dan lain sebagainya.
4. Ruang (Space)
Ruang merupakan jarak antara suatu bentuk dengan bentuk lainnya yang pada praktek desain dapat dijadikan unsur untuk memberi efek estetika desain. Sebagai contoh, tanpa ruang Anda tidak akan tahu mana kata dan mana kalimat atau paragraf. Tanpa ruang Anda tidak tahu mana yang harus dilihat terlebih dahulu, kapan harus membaca dan kapan harus berhenti sebentar. Dalam bentuk fisiknya pengidentifikasian ruang digolongkan menjadi dua unsur, yaitu obyek (figure) dan latar belakang (background).
Ruang merupakan jarak antara suatu bentuk dengan bentuk lainnya yang pada praktek desain dapat dijadikan unsur untuk memberi efek estetika desain. Sebagai contoh, tanpa ruang Anda tidak akan tahu mana kata dan mana kalimat atau paragraf. Tanpa ruang Anda tidak tahu mana yang harus dilihat terlebih dahulu, kapan harus membaca dan kapan harus berhenti sebentar. Dalam bentuk fisiknya pengidentifikasian ruang digolongkan menjadi dua unsur, yaitu obyek (figure) dan latar belakang (background).
5. Ukuran (Size)
Ukuran adalah unsur lain dalam desain yang mendefinisikan besar kecilnya suatu obyek. Dengan menggunakan unsur ini Anda dapat menciptakan kontras dan penekanan (emphasis) pada obyek desain anda sehingga orang akan tahu mana yang akan dilihat atau dibaca terlebih dahulu.
Ukuran adalah unsur lain dalam desain yang mendefinisikan besar kecilnya suatu obyek. Dengan menggunakan unsur ini Anda dapat menciptakan kontras dan penekanan (emphasis) pada obyek desain anda sehingga orang akan tahu mana yang akan dilihat atau dibaca terlebih dahulu.
6. Warna (Color)
Warna merupakan unsur penting dalam obyek desain. Karena dengan warna orang bisa menampilkan identitas, menyampaikan pesan atau membedakan sifat dari bentuk-bentuk bentuk visual secara jelas. Dalam prakteknya warna dibedakan menjadi dua: yaitu warna yang ditimbulkan karena sinar (Additive color/RGB) yang biasanya digunakan pada warna lampu, monitor, TV dan sebagainya, dan warna yang dibuat dengan unsur-unsur tinta atau cat (Substractive color/CMYK) yang biasanya digunakan dalam proses pencetakan gambar ke permukaan benda padat seperti kertas, logam, kain atau plastik.
Warna merupakan unsur penting dalam obyek desain. Karena dengan warna orang bisa menampilkan identitas, menyampaikan pesan atau membedakan sifat dari bentuk-bentuk bentuk visual secara jelas. Dalam prakteknya warna dibedakan menjadi dua: yaitu warna yang ditimbulkan karena sinar (Additive color/RGB) yang biasanya digunakan pada warna lampu, monitor, TV dan sebagainya, dan warna yang dibuat dengan unsur-unsur tinta atau cat (Substractive color/CMYK) yang biasanya digunakan dalam proses pencetakan gambar ke permukaan benda padat seperti kertas, logam, kain atau plastik.
Prinsip-prinsip desain grafis
Prinsip desain terdiri atas lima yaitu
keseimbangan (balance), kesatuan (unity), ritme (rhytm), penekanan (emphasis),
dan proporsi.
1.
Keseimbangan (balance)
Sesuai namanya keseimbangan di sini berarti
keseluruhan komponen-komponen desain harus tampil seimbang. Tidak berat
sebelah. Desainer harus memadukan keseimbangan antara tulisan, warna, atau pun
gambar sehingga tidak muncul kesan berat sebelah. Ada dua pangkal pokok yang dipakai
dalam menerapkan keseimbangan, yaitu keseimbangan simetris dan asimetris. Di
mana simetris berdasarkan pengukuran dari pusat yang menyebar ke arah sisi dan
kanan. Sedangkan asimetris berarti pengaturan yang berbeda dengan berat benda
yang sama di setiap halaman,
2.
Kesatuan (unity)
Kesatuan dalam prinsip desain grafis adalah
kohesi, konsistensi, ketunggalan atau keutuhan, yang merupakan isi pokok dari
komposisi. Dengan prinsip kesatuan dapat membantu semua elemen menjadi sebuah
kepaduan dan menghasilkan tema yang kuat, serta mengakibatkan sebuah hubungan
yang saling mengikat. Karena penting adanya menyuguhkan klien sebuah desain
yang mengandung arti yang kuat sesuai dengan tema yang diminta.
3.
Ritme (rhythm)
Ritme adalah pembuatan desain dengan prinsip
yang menyatukan irama. Bisa juga berarti pengulangan atau variasi dari
komponen-komponen desain grafis. Irama dihasilkan oleh unsur-unsur yang berbeda
dengan pola yang berirama dan unsur serupa serta konsistensi. Jenis irama
meliputi regular, mengalir(flowing), dan prosesif atau gradual.
4.
Penekanan (emphasis)
Dalam setiap bentuk desain ada hal yang perlu
ditonjolkan lebih dari yang lain. Tujuan utama dari penekanan ini adalah untuk
mewujudkan hal itu sehingga dapat mengarahkan pandangan khalayak sehingga apa
yang mau disampaikan tersalur. Tapi yang perlu diingat adalah tidak semua
elemen harus ditonjolkan karena bila itu terjadi, desain akan berakhir terlalu
ramai dan pensan tidak dapat disampaikan.
5.
Proporsi
Proporsi merupakan hubungan perbandingan antara
bagian dengan bagian lain atau bagian dengan elemen keseluruhan. Dapat
diartikan pula sebagai perubuhan ukuran/size tanpa perubahan ukuran panjang,
lebar, atau tinggi, sehingga gambar dengan perubahan proporsi sering terlihat
distorsi.
Tipografi dalam desain grafis
Tipografi dalam desain grafis merupakan satu
elemen yang sangat krusial dan juga merupakan
elemen yang paling sering dipakai untuk melengkapi suatu desain. Coba
perhatikan desain di sekeliling kalian, desain poster, desain suatu produk,
desain iklan, semua mengandung unsur tipografi.seperti yang kita tahu, desain
grafis merupakan suatu bentuk komunikasi visual. Maka dari itu, unsur yang ada
di dalamnya juga harus memancarkan informasi yang ingin disampaikan. Hal ini
berlaku untuk tipografi. Pemilihan tipografi yang benar membantu menyampaikan
informasi yang ingin disampaikan secara tepat.
Seni tipografi adalah sebutan bagi tipografi
dalam desain grafis. Seni tipografi menitik beratkan pada pengaturan huruf
sebagai elemen utama dalam desain yang ingin dibuat. James Craig membagi
tipografi menjadi 5 kategori, antara lain:
1.
Roman
Huruf di keluarga Roman memiliki ciri khas
tersendiri yang muda dikenali. Huruf Roman memiliki ketebalan dan ketipisan
pada setiap garis di huruf – hurufnya. Semua huruf yang ada di bawah naungan
kategori Roman memiliki ciri khas klasik, anggun, tegas, lemah gemulai dan
feminim. Keluarga huruf Roman sudah ada sekitar abad 11 atau 12. Karena itu,
huruf Roman merupakan salah satu kategori huruf yang paling tua. Jenis font
yang ada di kategori huruf Roman antara lain Bodoni, Georgia, dan Times New
Roman.
2.
Egyptian
Huruf yang berada di bawah keluarga Egyptian
memiliki ciri huruf seperti papan. Berbeda dengan kategori Roman yang memiliki
tebal tipis di hurufnya, Egyptian memiliki ketebalan yang hampir sama di setiap
hurufnya. Kesan yang ditimbulkan oleh jenis huruf Egyptianadalah kokoh, kuat,
kekar, dan stabil. Jenis font yang ada di kategori Egyptian adalah Rockwell dan
Typo Slab – Serif.
3.
Sans Serif
Huruf yang berada di bawah keluarga Sans Serif
hampir mirip dengan huruf yang berada di bawah keluarga Roman, hanya saja jenis
huruf ini tidak memiliki sirip di ujung. Ketebalan hurufnya pun tidak tebal
tipis, melainkan solid. Kesan yang ditimbulkan jenis huruf ini adalah modern,
kontemporer, dan efisien. Bisa dibilang huruf di kategori Sans Serif merupakan
versi modern dari Roman. Jenis font yang ada di kategori Sans Serif adalah
Arial, Century Gothic, Futura, Helvetica, Lucida Grande, Trebuchet MS, dan
Verdana.
4.
Script
Sama seperti namanya, huruf yang berada di
bawah kategori ini memiliki rupa layaknya tuliksan tangan. Tetapi bukan huruf
cetak ya. Seperti tulisan tangan sambung yang dibuat dengan pena, kuas, atau
pensil tajam. Biasanya huruf di bawah kategori ini memiliki ciri khas miring ke
kanan. Kesan yang ditimbulkan oleh kategori huruf ini adalah pribadi dan akrab.
Jenis font yang ada di kategori ini adalah Freestyle Script dan French Script.
5.
Miscellaneous
Huruf yang berada di kategori ini tidak memiliki
ciri khas atau rupa yang spesifik seperti 4 kategori lainnya. Huruf yang berada
di bawah kategori ini biasanya merupakan pengembangan dari bentuk – bentuk yang
sudah ada, hanya ditambahkan hiasan, ornament atau garis – garis dekoratif.
Jenis font yang ada di bawah kategori ini sangat banyak, antara lain Comic Sans
MS, Joker, dan Magneto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar